7upasia.net

sepakbola bukan lagi olahraga yang kental dengan maskulinitas, yang di mana permainan 11 lawan 11 itu tidak lagi menjadi olahraga yang kental dengan kaum pria. Sepakbola sudah tidak lagi berbicara soal gender. Perempuan, bisa memainkan sepakbola sama halnya dengan pria. Di stadion, perempuan juga punya hak yang sama dengan kaum pria untuk menikmati jalannya pertandingan.

Tak hanya itu, beberapa federasi bahkan klub sepakbola bersedia untuk memercayakan perempuan untuk menduduki beberapa posisi krusial. Salah satunya adalah Federasi Sepakbola Thailand (FAT). Pada tahun 2016, mereka baru saja menunjuk seorang perempuan untuk menjadi manajer timnas Thailand U-21 bernama Watanya Wongopasi.

Watanya akan mengemban tanggung jawab berat itu selama dua tahun ke depan, artinya ia juga akan mendampingi Thailand di ajang SEA Games 2017 Malaysia pada Agustus mendatang. Namun sebelum SEA Games, Watanya juga sudah harus mendampingi skuat asuhan Worrawoot Srimaka di ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2018, Tiongkok.

Sosoknya yang berbeda membuat ia menjadi sorotan dari bench pemain Thailand. Di negara asalnya, sosok Watanya tentu dikenal luas. Maklum, karena selain menjadi perempuan pertama yang menjadi manajer di kesebelasan pria di Thailand, Watanya merupakan mantan reporter di salah satu stasiun televisi ternama di Thailand. Jadi, sosoknya jelas tak asing bagi masyarakat Thailand.

Meski begitu, ini merupakan pengalaman pertamanya di dunia sepakbola. Sebab, kiprahnya banyak dihabiskan dalam dunia komunikasi, khususnya pertelevisian. Setelah tak lagi menjadi reporter, perempuan berusia 32 tahun itu kemudian menjadi pemimpin di salah satu kantor berita Thailand, Spring News. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden di grup media News Network Corp Pcl.

Latar Watanya yang kedudukan dalam dunia bisnis komunikasi media menjadi salah satu alasan FAT menunjuknya untuk menangani Timnas U-21 Thailand. Sepakbola Thailand memang sedang berupaya untuk menjadikan sepakbola sebagai salah satu bisnis yang menggiurkan bagi para investor. Selain itu, efek bisnis komunikasi media yang baik juga bisa membantu klub Thailand mulai menuai pendapatan yang besar dari sepakbola. Pendapatan yang juga akan membantu para pemain Thailand meningkat secara signifikan.

Watanya juga diharapkan bisa untuk menambah semangat para pemain saat berlaga di lapangan hijau. Sosoknya yang dianggap keibuan pun tak lepas menjadi faktor yang membuat FAT memercayakan posisi manajer kepada Watanya.

Dikutip dari Vietgiatri.com, Watanya mengungkapkan bahwa meski pengalamannya di dunia sepakbola terbilang minim, namun tekadnya untuk berkontribusi memajukan sepakbola Thailand mengalahkan semua keraguan yang ada dalam dirinya.

“Walaupun saya tidak memiliki banyak pengalaman dalam posisi baru ini, tetapi dengan pengalaman manajemen di kantor berita Spring dan tekad untuk berkontribusi pada pengembangan sepakbola, saya berpikir bahwa saya akan mencapai sukses pada pekerjaan ini,” terangnya.

Lebih lanjut, Watanya mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan tersebut, ia tidak bisa bekerja sendiri. Perlu banyak orang untuk bisa melakukan kerjasama guna pencapaian-pencapaian yang diinginkan.

“Yang penting adalah bahwa saya tidak melakukan pekerjaan ini sebagai individu yang melaksanakan kewajiban nasional ini. Tapi saya berpikir untuk melakukan pekerjaan ini dengan baik, karena itu tidak hanya membuat saya bahagia dan bersukacita, tapi saya juga ingin rakyat Thailand merasakan hal yang sama,” tegasnya.

Kehadiran Watanya di sepakbola, khususnya Asia bukanlah yang pertama. Beberapa negara juga melakukan hal yang sama dengan Thailand, menempatkan perempuan pada beberapa posisi krusial di sepakbola pria.

Di Hong Kong, kita kenal sosok Chan Yuen Ting yang pernah dipercaya sebagai pelatih kepala di kesebelasan Eastern Sports Club (SC). Ia tercatat sebagai pelatih perempuan pertama yang menangani kesebelasan pria di Hong Kong. Can Yuen Ting mengemban jabatan tersebut dari tahun 2015 sampai 2017, satu gelar juara kompetisi domestik disumbangkannya pada musim 2015/2016. Posisinya, kini adalah asisten dari Szeto Man Chun di Eastern SC.

Selain itu di Indonesia juga ada sosok Ratu Tisha Destria yang baru saja terpilih sebagai Sekjen Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), menggantikan Ade Wellington yang mundur dari jabatannya itu. Tisha, biasa ia disapa, menjadi Sekjen perempuan pertama di federasi sepakbola Indonesia itu hingga tahun 2020 mendatang.


Source: Berit7