7upasia.net

berita7up.com –

Kementerian pemuda dan olahraga (Kemenpora) mengungkapkan alasan mereka lebih banyak menggelar turnamen dibandingkan menggulirkan kompetisi, dan menuding PSSI sebagai peyebabnya.

Pagelaran Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama Liga Indonesia 2015 menghadapi kendala paska pembekuan yang dilakukan Menpora Imam Nahrawi pada 18 April, serta keluarnya surat edaran kepada kepolisian agar tidak memberikan izin keramaian terhadap pertandingan yang diselenggarakan PSSI.

Akibatnya, sejumlah agenda pertandingan yang telah disusun tidak bisa digelar, karena tak ada izin keramaian dari kepolisian. Komite eksekutif (Exco) PSSI pun menggelar rapat, dan memutuskan menghentikan ISL dan Divisi Utama dengan alasan force majeure.

“Kemenpora menyadari sepenuhnya bahwa esensi dari kegiatan persepakbolaan dari suatu negara, dan itu selalu menjadi penilaian FIFA, adalah tetap bergulirnya kompetisi,” demikian penjelasan Kemenpora di laman resminya.

“Namun demikian, karena kompetisi, ISL terutama, belum digulirkan kembali sejak Komite Eksekutif PSSI pada tanggal 2 Mei 2015 telah menyatakan penghentian kompetisi dengan alasan kondisi kahar.”

“Tidak ada pilihan lain bagi Kemenpora untuk berusaha menghidupkan sejumlah turnamen seperti Piala Kemerdekaan, Piala Presiden, Liga Desa, dan Liga Santri yang sudah berlangsung. Juga untuk yang akan datang seperti Piala Habibie [yang saat ini berlangsung], Piala Jenderal Sudirman, Piala Gubernur Kaltim, Piala Marah Halim, dan lain sebagainya.”

“Ini semua selain sebagai bagian dari pembinaan dan pembenahan sepakbola nasional, juga untuk memghidupkan kembali aktivitas para pemain sepakbola, dan berbagai multi player effect yang terkait langsung atau tidak langsung.”


Source: 7upAsia