Tottenham Hotspur memaksa Chelsea memupus ambisi menyamakan rekor torehan 14 kemenangan secara beruntun di Premier League. Hingga saat ini, Arsenal masih menjadi raja, karena mampu mencatatkannya di 2002 silam.
Rangkaian kemenangan itu dicatatkan The Gunners dalam kurun waktu 10 bulan, yakni sejak Februari hingga Agustus 2002. 13 kemenangan diraih skuat asuhan Arsene Wenger di musim 2001/2002, dan satu tambahan lagi saat pertandingan awal musim 2002/2003.
Jelang melawan Spurs di White Hart Lane pada Kamis 5 Januari 2016 dini hari WIB, Chelsea sudah mengantongi 13 kemenangan beruntun. Bertengger di puncak klasemen, membuat mereka dijagokan bisa memetik kemenangan di kandang lawan.
Namun apa daya, skuat asuhan Antonio Conte justru takluk dua gol tanpa balas. Dele Alli menjadi bintang pada pertandingan tersebut dengan memborong seluruh gol yang tercipta. Gelandang andalan Spurs itu memaksa Thibaut Courtois memungut bola di menit 45 dan 54.
Kegagalan menyamai rekor Arsenal meninggalkan kekecewaan bagi The Blues. Akan tetapi, Conte meminta anak asuhnya tetap bangga, karena sebelum dikalahkan Spurs, mereka bermain dengan sangat baik sehingga mampu memuncaki klasemen.
“Kami sangat kecewa, tentu saja. Tetapi, bukan hal yang mudah meraih kemenangan. Kami harus puas dengan raihan 13 kemenangan beruntun,” kata pria asal Italia tersebut seperti dilansir Soccerway.
Bagi Conte, hasil akhir pertandingan menunjukkan betapa efektifnya Spurs dalam bermain. Padahal, sepanjang babak kedua, anak asuhnya menguasai permainan dan banyak mendapatkan peluang emas. Namun yang terjadi, justru lawan yang mampu menambah keunggulan.
Pemain Chelsea Berselisih Paham
Yang mesti jadi perhatian Conte usai anak asuhnya kalah dari Spurs adalah menjaga harmonisasi dalam tim. Karena dalam pertandingan pemain andalan mereka, Diego Costa dan Pedro terlibat perselisihan. Keduanya saling ngotot karena tidak sepaham dalam membangun serangan.
Awal kejadian bermula ketika The Blues mencoba melancarkan serangan balik. Tapi, terjadi kesalahan komunikasi. Costa yang bermaksud memberikan umpan kepada Pedro, tapi tak akurat justru marah-marah.
Merasa tidak melakukan kesalahan, Pedro menyerang balik rekan setimnya tersebut. Menanggapi perselisihan yang terjadi, Conte mencoba tenang. Dia memahami mengapa para pemainnya itu saling melemparkan kekecewaan.
“Normal, itu situasi yang biasa terjadi di dalam lapangan. Ada kesempatan emas bagi kami. Sayangnya, terbuang begitu saja. Wajar, jika mereka kecewa,” ungkap manajer berusia 47 tahun tersebut dikutip dari Metro.
Senada dengan Conte, pengamat sepakbola Inggris, Graeme Souness menilai kekalahan Chelsea kali ini tak akan terlalu memberi dampak negatif. Sebab, klub milik taipan asal Rusia, Roman Abramovich memiliki kualitas mumpuni saat ini.
“Orang-orang akan berpikir, Tottenham sudah mengalahkan Chelsea malam ini. Apakah Chelsea akan bangun besok pagi dengan bibit keraguan di kepala mereka? Tidak,” kata Souness dilansir Sky Sports.
Terpeleset Lagi, Gelar Melayang
Persaingan perebutan gelar juara Premier League semakin panas. Karena, memasuki pekan ke-20 ini, ada enam tim yang memiliki peluang meraih gelar juara kompetisi kasta tertinggi di Inggris.
Chelsea sebagai pemuncak klasemen memiliki 49 poin. Mereka hanya berselisih lima poin dari Liverpool yang berada di bawahnya. Di tempat ketiga ada Spurs dengan raihan 42, atau sama dengan Manchester City di peringkat keempat.
Sedangkan Arsenal sebagai pengisi peringkat kelima memiliki 41 poin. Dan Manchester United di posisi keenam mengumpulkan 39 poin. Itu berarti, dari posisi puncak ke Setan Merah, selisih poin hanya 10. Sedangkan pertandingan musim ini masih tersisa 18 lagi.
Hal itulah yang membuat Sounes selain memberi pujian kepada Chelsea juga melontarkan peringatan. Dia berharap, Conte mampu mengembalikan kepercayaan diri para pemainnya, dan juga bisa menghindari para pemain dari kelelahan.
“Saya pikir enam tim di papan atas masih berpeluang (juara),” kata mantan manajer Liverpool tersebut seperti dilansir Sportsmail.
“Jarak 10 poin memang terasa jauh. Tetapi, jika Anda mengalami kekalahan di beberapa pertandingan dan pemain kunci Anda mengalami cedera, maka itu bisa memberikan perubahan,” imbuhnya.
Bagi manajer Spurs, Mauricio Pochettino, kemenangan melawan Chelsea memberi keyakinan dalam diri skuat asuhannya. Setelah dianggap hanya menjadi tim pemanas di empat besar, kini mereka sudah mulai bisa menatap perburuan gelar juara Premier League.
“Sangat penting memangkas jarak poin. Saya pikir, sekarang persaingan empat besar sangat kompetitif, ketat. Masih banyak pertandingan sebelum akhir musim. Semua bisa terjadi di sepakbola,” kata Pochettino dikutip dari Daily Mail.
Source: Berit7