www.bola7up.com – Manajemen PSIS Semarang dan Persijap Jepara meminta agar PSSI dan kementerian pemuda dan olahraga (Kemenpora) tidak berseteru lagi setelah adanya keputusan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dan putusan sela pengadilan tata usaha negara (PTUN).
Jusuf Kalla telah mencabut pembekuan PSSI yang dilakukan Menpora Imam Nahrawi usai melakukan pertemuan bersama kedua belah pihak yang berserteru, dan komiten olimpiade Indonesia (KOI) di Jakarta. Sedangkan PTUN mengabulkan gugatan induk organisasi sepakbola nasional itu.
“Kami selaku pengelola klub di daerah sangat apresiasi langkah yang dilakukan Wapres dan Kemenpora. Memang sudah seharusnya kompetisi kembali digulirkan,” ujar CEO PSIS AS Sukawijaya.
Yoyok Sukawi, sapaan AS Sukawijaya, menambahkan, Menpora sudah selayaknya mementingkan kepentingan yang lingkupnya lebih besar, yakni keikutsertaan timnas Indonesia di berbagai event internasional, serta dua klub yang berlaga di Piala AFC, Persipura Jayapura dan Persib Bandung.
“Semoga ke depannya, prestasi sepakbola tanah air bisa lebih gemilang. Kami masih menunggu langkah selanjutnya dari PSSI dan Kemenpora setelah pencabutan ini. Yang jelas, kami lega. Yang tak kalah penting, Indonesia tidak di-banned FIFA,” jelas Yoyok.
Hal senada dilontarkan Aris Isnandar. CEO Persijap ini menilai pembekuan PSSI dan penghentian kompetisi bukan solusi terbaik. Aris menambahkan, Kemenpora dan PSSI harus introspeksi diri demi kepentingan negara yang lebih besar.
“Mari kita bersama-sama membangun sepakbola Indonesia yang lebih berprestasi. Pembinaan usia dini juga harus menjadi perhatian bersama,” ucap Aris.
“Masih banyak agenda-agenda internasional di depan mata. Kesampingkan ketidaksepahaman, dan hindarkan dari kepentingan politis. Sepakbola milik masyarakat Indonesia.”
Source: 7upAsia