Memprediksi Peluang Paris saint-Germain dan AS Monaco Juara UCL

www.bola7up.com – Liga Champions telah memasuki babak delapan besar dengan menyajikan kejutan di mana Prancis mengirimkan dua wakil, yaitu Paris Saint-Germain dan AS Monaco pada perempat-final turnamen paling bergengsi di Eropa tersebut.

Hal itu membuat Prancis menjadi pengirim wakil terbanyak kedua setelah Spanyol, yang diwakili Barcelona, Real Madrid dan Atletico Madrid. Mereka mengungguli Italia (Juventus), Jerman (Bayern Munich) dan tentu saja Inggris, yang melihat tiga wakil mereka gugur di 16 besar.

Namun, potensi kejutan wakil Ligue 1 itu tampaknya tidak akan berhenti sampai di sini. Karena dalam dua dekade terakhir, setiap 11 tahun, satu klub Prancis selalu berhasil menembus partai puncak Liga Champions!

Pertama pada 1993, saat itu Marseille lolos ke final dan bahkan berakhir sebagai juara usai menaklukkan AC Milan dengan skor 1-0. Dan kemudian pada 2004 ketika AS Monaco bertemu dengan Porto di partai puncak, sayang mereka gagal menghentikan skuat asuhan Jose Mourinho dan tumbang dengan skor 3-0.

Dan kini 11 tahun telah berlalu, dua klub Prancis telah menempati babak delapan besar. Apakah sejarah bisa terulang?

PARIS SAINT-GERMAIN

Tim yang paling berpeluang untuk mewujudkan harapan itu tentu saja skuat asuhan Laurent Blanc. Dihuni oleh pemain-pemain berkualitas tinggi, performa PSG semakin menanjak dari awal musim, bahkan mereka kini menjadi satu-satunya tim yang memiliki peluang untuk mendapatkan Quadruple Winners.

PSG saat ini memimpin klasemen sementara Ligue 1 Prancis dengan keunggulan satu angka atas Olympique Marseille, dan posisi puncak tersebut juga baru mereka kuasai selama tiga pekan terakhir. Sebelumnya, Lyon dan Marseille mendominasi posisi pertama selama 24 pekan.

Di piala domestik, PSG telah memastikan gelar juara Piala Liga Prancis dan tinggal selangkah lagi menggaet trofi juara Coupe de France dengan menghadapi Auxerre di partai final.

Di pentas Liga Champions juga demikian, tidak ada yang menyangka PSG berhasil melewati Chelsea di babak 16 Besar. Skor imbang 1-1 pada leg pertama di Parc des Princess membuat banyak pihak pesimistis klub akan berbicara lebih banyak. Terlebih lagi, Zlatan Ibrahimovic mendapatkan kartu merah ketika pertandingan di Stamford Bridge baru berjalan setengah jam.

Namun, PSG dengan gemilang membalik semua prediksi, duo bek tengah Brasil, Thiago Silva dan David Luiz, menjadi pahlawan. Keduanya mencetak gol untuk memaksa pertandingan berakhir dengan skor 2-2 setelah 120 menit sehingga dengan dramatis memastikan tiket ke babak selanjutnya.

Tetapi tantangan bagi PSG tidak semakin mudah, bahkan semakin berat. Lepas dari Chelsea, mereka kini harus berhadapan dengan Barcelona, yang tampak menjadi musuh bebuyutan di Eropa bagi klub Paris tersebut.

Seperti yang diketahui, dalam dua tahun terakhir, kedua tim selalu bertemu di ajang Liga Champions. Pada 2013, Barcelona berhasil menyingkirkan PSG pada babak perempat-final dengan keunggulan gol tandang karena agregat berakhir imbang 3-3. Pada 2014, keduanya bertemu di babak grup Liga Champions musim ini, di mana PSG menang 3-2 di Parc des Princes, sebelum Barcelona membalasnya dengan skor 3-1 di Camp Nou.

Tahun 2015 akan menjadi momen yang tepat untuk membalas dendam, tetapi hal itu tidak semudah membalik telapak tangah. Selain Barcelona yang dihuni salah satu pemain terbaik sepanjang masa, Lionel Messi, dan ditunjang oleh dua daya ledak hebat lainnya, yaitu Neymar dan Luis Suarez.

PSG juga dipaksa ketar-ketir dengan kondisi skuat yang compang-camping. Ibrahimovic dan Marco Verratti akan absen karena hukuman kartu, sementara Thiago Motta dan David Luiz masih berkutat dengan cedera. Padahal, Luiz dan Verratti menjadi bintang kala PSG mengalahkan Barcelona dengan skor 3-2 di babak grup.

Dengan absennya beberapa pemain kunci di pertahanan, maka peran Thiago Silva akan semakin krusial untuk PSG. Motivasi pemain asal Brasil itu, usai pengalaman pahit di Piala Dunia 2014, diharapkan bisa ikut membawa PSG terbang tinggi, dan tahun ini menjadi momen yang sangat tepat untuk itu.

“Kami bermimpi untuk menendang Barcelona dan masuk ke semi-final dan memenangkan Liga Champions merupakan target utama kami,” tegas Silva.

AS MONACO

Tidak seperti PSG, Monaco tidak memiliki segudang pemain berkualitas tinggi, mereka lebih mengandalkan perpaduan antara pemain-pemain berpengalaman seperti Jeremy Toulalan, Dimitar Berbatov, Joao Moutinho dengan pemain-pemain muda berbakat seperti Yannick Ferreira-Carrasco, Anthony Martial, Bernardo Silva dan Geoffrey Kondogbia.

Oleh karena itu, tidak adil memberi beban Monaco seperti PSG. Meski berhasil menyingkirkan Arsenal melalui kemenangan mengejutkan di Emirates Stadium, lawan-lawan berikutnya di ajang Liga Champions akan memberi tantangan yang sangat berat, tidak terkecuali Juventus.

Mencapai babak perempat-final sudah merupakan prestasi tersendiri bagi tim kuda hitam seperti Monaco, dan mereka juga harus membagi konsentrasi dengan persaingan di liga, mengingat persaingan untuk memperebutkan zona Liga Champions sangat ketat. Jika terlalu serakah dan tidak bisa membagi prioritas, maka bisa saja keduanya terlepas.

Kalah dari Juventus tidak akan mempermalukan Monaco, tetapi kondisi Si Nyonya Tua yang tidak berada dalam performa puncak bisa dimaksimalkan oleh skuat asuhan Leonardo Jardim. Seperti yang diketahui, skuat asuhan Max Allegri baru saja menyerah dari Parma di Serie A dan mereka juga masih belum bisa diperkuat oleh Paul Pogba, meski Joao Moutinho mengakui bahwa hal tersebut tidak akan mengurangi kekuatan juara bertahan Serie A tersebut.

“Juventus adalah tim yang hebat, meskipun tanpa Paul Pogba, mereka masih merupakan tim yang solid,” ujar Moutinho. “Mereka lebih diunggulkan untuk menembus semi-final. Namun ingat, Arsenal sebelumnya juga menyandang status serupa tapi kami tetap bisa mengandaskan mereka.”

Tampil tanpa beban dan motivasi tinggi akan menjadi senjata utama Monaco di Liga Champions musim ini, dan bagaimanapun juga, mereka menjadi salah satu dari dua tim yang berpeluang untuk mengulang sejarah selama dua dekade terakhir.

“Kami ada di sini karena kami pantas mendapatkannya – kami finis pertama di grup. Kami tim yang kolektif dan terorganisasi; semua pemain saya tahu apa yang harus dilakukan di setiap situasi,” tegas Jardim.

 


Source: 7upAsia