Deretan Pemain Bola Indonesia yang Berprestasi di Belanda dan Qatar
Belanda dan Qatar menjadi tanah yang paling menjanjikan bagi pemain sepak bola dari negeri ini. Berdasar data yang dikumpulkan, terdapat delapan pemain yang mempunyai prestasi bagus dalam dua kompetisi di Belanda dan Qatar. Empat pemain di Qatar dan empat pemain yang lain di Belanda.
Di Belanda, selain Yussa Nugraha, terdapat beberapa nama yang merepresentasikan Merah Putih. Tiga pemain Indonesia itu Ezra Walian (Ajax Amsterdam U-21), Navarone Foor (Vitesse Arnhem), dan Cayfano Latupeirissa (VVV Veenendaal). Bedanya, usia Yussa yang paling muda dan punya potensi besar menjadi andalan timnas dalam lima tahun ke depan.
Dan, Yussa nyaris mencatatkan caps pertamanya di timnas Belanda U-15 andaikan tiga tahun lalu lolos seleksi U-15 KNVB. Setelah menjalani dua kali seleksi, Yussa tidak lolos. ’’Tidak, tidak pernah kepikiran untuk membela Belanda. Saya murni Indonesia. Saya ingin bisa memperkuat timnas Indonesia,’’ ungkapnya.
Yang lebih banyak potensinya tentu saja di Qatar. Selain Abdurraham Iwan, pemain berdarah Indonesia yang berkarir di salah satu negara Timur Tengah itu Syaffarizal Mursalin Agri alias Farri Agri, Andri Syahputra, dan Khuwailid Mustafa Ibrahim. Dua nama yang disebutkan pertama bahkan sempat mendapat godaan untuk memperkuat timnas Qatar.
Sama dengan Yussa, rata-rata pemain yang bersinar di Qatar juga sudah lama menetap di negara tuan rumah Piala Dunia 2022 itu. Andri misalnya. Pemain yang membela klub Al Gharafa itu menetap di Qatar sejak 10,5 tahun silam. Itu terjadi karena ayahnya, Agus Sudarmanto, bekerja di salah satu perusahaan migas Qatar bernama RasGas.
Dalam wawancara via Whatsapp, Andri juga mengatakan belum mendapat tawaran dari Indonesia. Dalam hati kecilnya, pemain yang keluarganya berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) itu pun mengatakan sedang dalam dilematis apabila diminta untuk memilih memperkuat timnas mana suatu hari nanti.
Di satu sisi, dia berpaspor Indonesia dan orang tuanya juga warga negara Indonesia. Di sisi lain, dengan lamanya tinggal di Qatar, dia semakin menyatu dengan budaya negara itu. Sekarang Andri baru masuk di Jurusan Sport Science, Qatar University. Dalam berkomunikasi, Andri lebih lancar dengan bahasa Arab ketimbang bahasa Indonesia.
Seakan menjadi benang merah dengan di Belanda, Qatar sudah memberikan segalanya di balik performa pemain yang bermain di posisi gelandang serang itu. Di bawah panji-panji Aspire, Federasi Sepak Bola Qatar pernah mengirim dia untuk trial ke klub-klub top di Benua Biru. Misalnya, VfB Stuttgart, Bayer Leverkusen, dan Villarreal.
’’Apa pun nanti keputusan saya, saya akan berkomunikasi dengan orang tua saya. Entah itu memilih Qatar, atau suatu saat nanti saya akan membela timnas Indonesia,’’ beber pemain yang selama ini hanya mengetahui perkembangan sepak bola Indonesia melalui pemberitaan di layar televisi itu.
Dari opininya, Andri mengatakan bahwa Indonesia seharusnya jor-joran membangun sepak bola seperti Qatar. Sepak bola Indonesia, ungkap Andri, bermuara di dunia politik. ’’Jujur saja, untuk saat ini kondisi keuangan di Qatar memang tidak sebagus tahun-tahun sebelumnya. Tetapi, Qatar masih tetap menyeriusi pengembangan sepak bola,’’ bebernya.
Pengembangan sepak bola yang disebut Andri itu adanya Aspire Academy. Dalam situs resmi Aspire Academy, disebutkan bahwa untuk menggembleng talenta terbaiknya, mereka menggandeng beberapa pihak. Salah satu di antaranya, menggandeng Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Source: Berit7