Deretan Duet Termaut yang Pernah Ada di Sejarah Sepak Bola Inggris
Posisi bek tengah menjadi yang paling penting dalam skema apapun formasi sepak bola. Kerja sama dua bek sentral acap menentukan.
Bahkan, punya satu nama besar saja tak cukup, andai si pemain tak bisa bermitra dengan bek lain saat jadi tembok terakhir. Maka itu, ada istilah duet bek maut yang menjelma jadi pertahanan sukar ditembus bagi tim lawan. Pada sepak bola Italia, pencinta sepak bola jelas masih ingat dengan duet bek tengah AC Milan, yakni Franco Baresi dan Paolo Maldini. Duo Baresi dan Maldini menjadi tembok kokoh Milan yang sulit ditembus selama belasan tahun dari tahun 1985 hingga 1997.
Itu di Italia, bagaimana dalam sepak bola Inggris? Ternyata duet bek maut yang tercipta tak kalah kokoh. Lantas, siapa saja? Berikut daftarnya
5. Stephane Henchoz dan Sami Hyypia (Liverpool)
Duet bek tengah maut tanpa tanda jasa. Begitulah mungkin kalimat yang bisa disematkan oleh Stephane Henchoz dan Sami Hyypia. Keduanya sangat tangguh kala perkuat Liverpool meski tak mememnangi gelar Liga.
Henchoz dan Sami Hyypia memiliki rasa pengertian satu dengan lainnya bahkan tanpan komunikasi saat berjuang menyapu dan membuang bola yang masuk pertahanan Liverpool. Meskipun tak juara liga, musim 2000/01 keduanya berjasa dalam treble Liverpool yang memenangkan Piala UEFA, Piala FA dan Piala Liga di bawah Gerard Houllier.
Punya tinggi yang menjulang, keduanya sama-sama lihai dalam bola atas. Keduanya bekerja sama dalam tiga tahun, sebelum Henchoz kemudian membuka jalan bagi Jamie Carragher yang berduet dengan Hyypia.
4. Sol Campbell dan Kolo Toure (Arsenal)
Sol Campbel pernah memuji Kolo Toure yang layak diberi sematan legenda Arsenal. Betapa tidak, mengawali karier sebagai gelandang bertahan di Arsenal, dia menjelma jadi bek terbaik.
Arsene Wenger membuat keputusan berani untuk memindahkan Toure ke posisi bek tengah dan berduet Campbell untuk musim 2003/04. Tahun itu jelas sangat diingat fans Arsenal karena tak terkalahkan.
Selama musim itu, duet ini kebobolan hanya 12 gol Liga Inggris dalam 19 pertandingan. Kecepatan dan kekuatan Toure membuatnya jadi pemain yang menonjol bagi The Gunners musim itu.
“Kolo telah fantastis, dia masuk dan terbukti bernilai emas. Semua orang melihat mengapa kami tidak membeli pemain musim panas lalu tapi kami senang dengan bagaimana semuanya telah terjadi, dan Toure alasannya,” ungkap Campbell kala itu.
3. Tony Adams dan Steve Bould (Arsenal)
The Gunners pernah terkenal soal pertahanannya yang kuat bak tembok raksasa Tiongkok di bawah George Graham. Hal itu tak lepas dari peran duet Tony Adams dan Steve Bould.
Duet ini bermain bersama sejak 1988 saat Arsene Wenger tiba. Keduanya sukses meraih liga dan piala ganda dalam musim 1997/98 untuk Arsenal.
Baik Adams maupun Bould tak pernah banyak bicara saat bermain. Gaya main keduanya sangat lugas dan terkenal tanpa kompromi.
2. Ricardo Carvalho dan John Terry (Chelsea)
Sebelum kedatangan Ricardo Carvalho di Stamford Bridge, John Terry berjuang untuk menemukan rekan duetnya di belakang. Padahal, dia sempat dipasangkan sejumlah nama.
Marcel Desailly kala itu sudah tua, Robert Huth masih muda dan tidak dapat diandalkan, sedang William Gallas tidak konsisten. Dalam musim pertamanya di Chelsea, Jose Mourinho membawa Carvalho dari klub lamanya, FC Porto.
Setelah memenangkan Liga Champions bersama klub Portugal, Carvalho tampil apik di Stamford Bridge. Mourinho berhasil memperkuat Chelsea dengan gelar Premier League di musim pertamanya.
Keberhasilan itu tak lepas dari Carvalho dan Terry. Duet ini hanya kebobolan 15 gol selama musim 2004/0. Tahun berikutnya, duo tersebut juga cuma kebobolan 22 gol dalam liga. Carvalho menambahkan keseimbangan pada lini belakang Chelsea sementara daya kepemimpinan Terry membuat duet ini sukar ditembus.
1. Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic (Manchester United)
Tidak selalu duet di lini depan yang menjadi sorotan. Duet di lini belakang juga menjadi perhatian pecinta sepak bola. Adalah Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic yang merupakan duet bek tengah Manchester United (MU).
Ferdinand dan Vidic adalah duet bek yang saling melengkapi. Vidic dikenal tak kompromi dengan tekel bersihnya. Sementara Ferdinand memiliki kecepatan dan lincah untuk menghalau serangan lawan. Keduanya juga tangguh dalam bola-bola atas.
Ketangguhan Ferdinand serta Vidic di jantung pertahanan menghasilkan tiga gelar Liga Premier Inggris antara 2007 dan 2009 buat MU. Tak hanya itu, mereka juga turut andil dalam memenangkan trofi Liga Champions musim 2007-2008.
Source: Berit7