Bertandang ke Stadion Sant’Elia di Pulau Sardinia pada hari Minggu (9/4) malam WIB, Torino berhasil mencuri poin penuh dari tuan rumah Cagliari. Pada pertandingan Serie A giornata ke-31 itu, Il Toro menang dengan skor tipis 3-2.
Andrea Belotti kembali menunjukkan kelasnya sebagai penyerang papan atas Italia lewat satu golnya pada menit ke-39. Dengan gol tersebut, mantan penyerang Palermo itu kini telah mencatatkan 24 gol sepanjang musim. Jumlah itu sama dengan milik Edin Dzeko dan mereka berdua kini memimpin daftar pencetak gol terbanyak.
Catatan Belotti itu, walau spesial, bukan yang paling spesial dari laga tersebut. Sama sekali bukan.
Tertinggal 1-3 sampai menit ke-81, allenatore Cagliari, Massimo Rastelli, memutuskan untuk menarik keluar penyerang andalan mereka, Marco Sau, dan memasukkan seorang pemuda berbadan tegap berusia 18 tahun.
Dari wajahnya, dapat dengan mudah dilihat bahwa remaja tersebut berasal dari Benua Asia. Dan memang benar. Di punggungnya, tertulis nama yang berbau Asia pula: K. S. Han. Ditilik dari namanya, orang pun bakal dapat dengan mudah menebak, “Hmm, orang Korea, ya?”
Ya, benar. Han Kwang-Song memang berasal dari Korea.
Di papan skor Stadion Sant’Elia, nama Han muncul sebagai pencetak gol di menit ke-90. Hanya sembilan menit setelah dia menjejakkan kaki di lapangan, sebuah gol berhasil disarangkannya ke gawang Joe Hart.
Han pun menjadi pemain Korea Utara pertama yang bermain dan mencetak gol di Serie A. Semua itu, hanya dia lakukan hanya dalam tempo dua pertandingan dan 14 menit saja.
Laga melawan Torino ini sebenarnya bukan debut Han karena pada pertandingan giornata sebelumnya melawan Palermo, Rastelli sudah memberi pemuda bertinggi 174 cm ini kesempatan bermain walau hanya lima menit. Ketika itu, Cagliari sudah hampir pasti bakal menutup laga kemenangan 3-1 dan memasukkan remaja debutan sepertinya tidak akan terlalu berisiko.
Namun, situasinya berbeda pada laga melawan Torino. Tertinggal dua gol, Rastelli bisa saja mempertahankan Sau di lapangan. Akan tetapi, insting pria 48 tahun itu berkata lain. Pokoknya, coba saja masukkan Han Kwang-Song.
Perjudian Rastelli itu berbuah manis meski tim asuhannya tetap menelan kekalahan. Namun, terlepas dari hasil minor itu, ada sebuah keberhasilan tersendiri baik bagi Cagliari, Massimo Rastelli, persepakbolaan Korea Utara, dan tentunya Han Kwang-Song sendiri.
Lahir di Pyongyang 11 September 1998, nama Han mencuat tatkala membela negaranya di Piala Dunia U-17 Chile tahun 2015 silam. Meski Korea Utara tersingkir di fase grup dan Han tidak mencetak gol, Cagliari tetap kepincut. Mereka pun kemudian menawarinya untuk mengikuti trial dan akhirnya menyertakannya pada sebuah turnamen di Viareggio.
Setelah turnamen itulah Han ditawari kontrak profesional oleh Gli Isolani, dan kemarin, Han membayar lunas kepercayaan mereka dengan sebiji gol yang bersejarah itu.
Han sendiri bukanlah pemain Korea Utara satu-satunya yang dikontrak pasca-Piala Dunia. Sebelumnya, Choe Song-Hyok yang berposisi sebagai gelandang sempat dikontrak oleh Fiorentina.
Namun, nasib Han, setidaknya sampai saat ini, masih lebih baik. Pasalnya, ketika Han mampu mencatatkan debut dan gol perdana, Choe tak pernah sempat merasakan keras sekaligus nikmatnya Serie A. Kini, Choe pun berstatus bebas transfer.
Bagi Han, meski mampu menampilkan performa yang impresif dalam waktu singkat, jalan menuju kebintangan masih sangat, sangat jauh. Pesepak bola Korea Utara paling terkenal, Jong Tae-Se, sebelumnya sempat merumput pula di Eropa dan boleh dibilang cukup berhasil untuk pemain dari negara komunis tersebut. Kini, Jong yang memang lahir di Jepang masih berkarier secara profesional di Negeri Sakura dengan memperkuat Shimizu S-Pulse.
Meski Jong Tae-Se adalah contoh yang ideal bagi Han, tidak ada alasan baginya untuk tidak bisa melebihi raihan seniornya itu di kancah persepakbolaan internasional. Setelah mencuri perhatian, kini saatnya Han Kwang-Song untuk bisa mencuri tempat Marco Sau dari starting XI Cagliari.
Source: Berit7