Alexis Sanchez tidak bisa menyembunyikan kekecewaan usai Arsenal bermain imbang saat menghadapi Bournemouth. Kekecewaan tersebut membuat rekan-rekannya di The Gunners khawatir kalau Sanchez bertekad meninggalkan klub tersebut pada akhir musim 2016-17.
Sanchez memperlihatkan rasa frustrasi begitu peluit tanda pertandingan berakhir. Ia membanting sarung tangan ke lapangan dan langsung berjalan menuju lorong lapangan tanpa menyalami satu pun pemain Bournemouth.
Rasa kecewa pemain asal Chile tersebut tidak berhenti di situ. Menurut kabar yang beredar di Arsenal, Sanchez terlihat murung di ruang ganti dan tidak mengucapkan satu kata pun saat para pemain lain merasa gembira karena mampu mengejar defisit tiga gol.
Sebagai mantan pemain Barcelona, Sanchez terbiasa dengan atmosfer juara. Atmosfer tersebut kurang ia rasakan di Arsenal setelah klub cenderung merasa puas dengan finis di zona Liga Champions.
Beberapa waktu lalu, Sanchez juga menyatakan kalau kehidupan di London membuatnya merasa stress. Ia merasa London adalah kota yang sangat besar dan padat, sehingga ia lebih sering menghabiskan waktu di rumah daripada berjalan-jalan di kota.
Tidak hanya itu, ada beberapa faktor lain yang bisa mendorong Sanchez meninggalkan Arsenal demi memenuhi ambisinya untuk meraih prestasi di level klub.
Berikut tiga alasan yang bisa mendorong Sanchez meninggalkan Arsenal:
1. Keengganan Arsenal Memenuhi Permintaan Gaji Sanchez
Saat ini, Sanchez mendapat bayaran sebesar 140.000 poundsterling (Rp 2,3 miliar) per pekan. Kontrak sang pemain akan habis pada Juni 2018 dan sudah sepatutnya pihak manajemen membuka negosiasi kontrak baru. Namun pembicaraan mengenai kontrak baru ini menemui jalan terjal karena Sanchez meminta gaji sebesar 250.000 poundsterling (Rp 4,12 miliar) per pekan.
Sebagai pemain dengan gaji tertinggi di Arsenal (bersama Mesut Ozil), permintaan kenaikan gaji Sanchez sulit dipenuhi manajemen. Arsene Wenger dikenal sebagai manajer yang benar-benar memperhatikan neraca keuangan klub, alasan terbuat membuat Sanchez harus siap gigit jari karena permintaannya akan sulit terealisasi.
Sebagai catatan, Wenger lebih baik kehilangan pemain pilar daripada neraca keuangan klub terganggu karena gaji besar yang dibayarkan kepada para pemain.
2. Tidak Ada Pemain Berstatus Bintang di Arsenal
Arsenal merupakan satu di antara klub yang memainkan sepak bola atraktif dan penuh strategi. Di tangan Wenger, Arsenal selalu berusaha menerapkan filosofi sepak bola indah. Wenger berulang kali menegaskan kalau Arsenal adalah kesatuan tim bukan aksi individual yang menonjol.
Alasan tersebut membuat tidak ada pemain yang dianggap lebih spesial dari pemain yang lainnya. Wenger tidak ragu melepas para pemain bintang yang sudah tidak mempunyai komitmen untuk menerapkan filosofi klub tersebut. Beberapa pemain bintang yang meninggalkan Arsenal dari waktu ke waktu adalah Marc Overmars, Thierry Henry, Alex Song, Cesc Fabregas, Samir Nasri, dan Robin van Persie.
3. Ambisi Klub untuk Meraih Gelar Juara
Ambisi Arsenal untuk meraih gelar juara pantas untuk dipertanyakan. Sebagai manajer yang paling senior di Premier League, Arsene Wenger tentu mempunyai pengalaman yang lebih unggul untuk mengatasi jadwal padat. Namun Wenger tetap terlihat kesulitan melewati jadwal-jadwal tersebut.
Wenger masih kalah dari Jurgen Klopp yang baru menjalani musim kedua di Premier League dan Antonio Conte yang berada pada musim perdana. Bagi Wenger, keseimbangan adalah hal yang paling utama. Ia adalah sosok manajer yang sangat mengurusi neraca keuangan klub dan sudah puas jika Arsenal mampu mengakhiri kompetisi dengan lolos ke Liga Champions.
Sikap tersebut bisa mendorong Sanchez untuk mencari klub baru karena ia dikenal sebagai pemain ambisius, yang sangat mengharapkan gelar juara bersama klub yang ia perkuat.
Source: Berit7