berita7up.com – BERGABUNG di grup relatif mudah, ternyata tak menjadi garansi bagi timnas Swiss melenggang lolos menuju perhelatan puncak Euro 2016 di Perancis. La Nati–julukan timnas Swiss–dipaksa bekerja keras dan mati-matian untuk menggenggam selembar tiket dari Grup E di babak kualifikasi.
Bergabung dalam Grup E, seharusnya cuma The Three Lions Inggris yang dipastikan menjadi batu sandungan. Wayne Rooney dkk adalah pesaing terberat La Nati dalam perburuan dua tiket langsung ke Paris. Namun prediksi yang juga didukung oleh pasar taruhan itu dijungkirbalikkan oleh skuad Slovenia yang secara tak terduga juga menunjukkan taringnya. Peta persaingan di Grup E tiba tiba sempat berubah panas.
Swiss yang dibesut Vladimir Petkovic, memulai babak kualifikasi dengan sangat buruk. Dua partai pembuka yang dilakoni Xherdan Shaqiri dkk menuai aib. Mereka langsung tumbang 0-2 di tangan The Three Lions. Padahal, di laga perdana, Swiss memainkan partai kandang di Stadion St Jakob, Kota Basel.
Dalam duel 8 September 2014 itu, Inggris terlalu tangguh buat tim tuan rumah. Dwigol ke gawang Swiss dicetak striker Arsenal, Danny Welbeck. Rupanya, awan hitam masih saja belum mau pergi dari kubu timnas Swiss. Lagi-lagi tren buruk mereka peroleh ketika melakoni partai kedua menghadapi Slovenia.
Bertanding di Stadion Ljudski vrt, Jumat (10/10/2015) dini hari WIB, Slovenia membikin kejutan besar. Gol tunggal Novakovic dari eksekusi penalti, membuat Swiss tak berdaya. Dua kekalahan beruntun tersebut menyebabkan posisi skuad La Nati kritis untuk terbang ke Prancis.
Beruntung, selepas menderita dua hasil buruk, sang juru latih pun melakukan evaluasi besar-besaran. Keputusan Vladimir Petkovic ini memang jitu. Dia memanggil pemain yang tersebar di Liga Eropa, yakni di Bundesliga, Liga Primier, Serie A, Ligue I Prancis. Sementara dari kompetisi lokal hanya punggawa klub Basel saja yang dipanggil masuk timnas.
Hasilnya, Valon Behrami dkk langsung nyetel dan bangkit. Luar Biasa! Mereka merengkuh lima kemenangan beruntun ketika melumat tuan ruman San Marino (0-4), Lithuania (4-0), Estonia (3-0), dan membawa sukses menuntaskan dendam atas Slovenia. Ya, Granit Xhaka menang dengan skor 3-1.
Nilai sempurna 15 tentu saja membuat peluang mereka bisa kembali terbuka lebar-lebar. Namun, kondisi rawan kembali terjadi seusai takluk 0-2 di Stadion Wembley. Lagi-lagi, timnas Inggris menjadi mimpi buruk. Kali ini lewat aksi indah bintang Manchester United yang mulai menua, Wayne Rooney.
Beruntung, di partai kesembilan, Swiss memastikan tiket lolos ke Prancis usai menang 7-0 atas San Marino di AFG Arena, St Gallen, Sabtu (10/10/2015) dinihari WIB. Gol kemenangan dilesatkan dari
Michael Lang di menit 17, Gokhan Inler ’55, Admir Mehmedi ’65, Johan Djourou ’72, Pajtim Kasami ’75, Embolo ’80, dan pesta gol Swiss akhirnya ditutup Derdiyok pada menit 89.
Setelah melewati sembilan pertandingan, Swiss menempati urutan kedua di Grup E, dan tak terkejar oleh Slovenia yang berada pada posisi ketiga dengan 16 poin. Akhirnya, La Nati mengikuti jejak Inggris usai mengakhiri babak kualifikasi dengan menyerah atas tuan rumah Estonia, 0-1. Kekalahan tersebut tak memberikan pengaruh bagi mereka.
Kini saat bergabung di Grup A, La Nati tetap saja dinilai punya asa buat lolos menuju babak knock out. Syaratnya, anak asuh Petkovic wajib menang atas Rumania, serta tim medioker, Albania. Karena, Swiss akan kesulitan saat bertemu tuan rumah The Bleus Prancis. Kans itu tetap saja ada, mengingat di partai pertama, Swiss langsung bentrok dengan Albania. Prediksi angka penuh tentunya menjadi modal berharga untuk dua partai selanjutnya.
Bagi Swiss, gelaran Euro kali ini merupakan edisi untuk keempat kalinya mereka berpartisipasi. Namun, dari tiga perhelatan yang dilakoni, mereka selalu gagal karena terhenti di penyisihan grup.
Sepertinya anak-anak La Nati harus berjuang keras untuk melepas kutukan kegagalan di fase grup. Pentas perdana Swiss diPiala Eropa pada 1996 di Inggris. Mereka juga hadir di Euro 2004 di Portugal, dan saat menjadi tuan rumah bersama Austria pada 2008. Bukan hanya sebatas tak lolos, mereka selalu akrab dengan status juru kunci grup. Nah, kali ini dengan materi lebih mentereng, bisakah Petkovic membawa Swiss melewati babak penyisihan grup, sekaligus merobek mitos kutukan kegagalan fase grup?
Source: 7upAsia