7upasia.net

www.bola7up.com – Bukan hanya pesepakbola yang merasakan rugi dari berhentinya kompetisi akibat pembekuan PSSI oleh Kemenpora. Beberapa pihak juga telah merasakan dampaknya dari matinya sepakbola tanah air.

Mulai wasit, pengawas pertandingan pelatih, penonton hingga pedagang pun mengadu kepada Komnas HAM agar polemik sepakbola ini segera berakhir dengan dicabutnya surat pembekuan PSSI.

Seperti Yani, pedagang asongan yang menjajakan dagangannya di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, merasa omzetnya menurun akibat hilangnya aktivitas sepakbola di GBK – yang merupakan markas dari Persija Jakarta saat berlaga di Indonesia Super League. “Penghasilan jadi menurun drastis karena gak ada sepakbola. Biasa dapat Rp50 ribu misalnya, sekarang mungkin paling Rp15 ribu,” keluhnya saat melapor ke Komnas HAM, Senin (27/7).

Pun juga Hendri, pemuda yang biasa memproduksi dan menjual atribut Persija. Hendri mengeluhkan animo pembeli menurun akibat tiadanya ISL. Otomatis, pendapatannya pun berkurang dan ia terpaksa melewatkan kuliahnya karena biaya hasil dagangan tak mencukupi.

“Saya merasa rugi dengan apa yang sudah dilakukan Menpora. Biasa kami mendapat penghasilan besar dari berjualan merchandise Persija jika ada pertandingan. Seperti saat Trofeo Persija yang digelar Januari. Tapi sekarang bisa pesanan ada selusin saja dalam sebulan sudah bagus. Pendapatan saya menurun sampai harus melewatkan kuliah karena tidak ada biaya. Kalau keadaan begini terjadi pada banyak pemuda seperti saya, berarti ini telah memutus pendidikan bangsa,” urainya mengadu pada Komnas HAM.

Dari pihak wasit yang diwakili oleh Samsudin, menjelaskan bahwa banyak wasit yang kini kesulitan secara finansial akibat kompetisi vakum. Bahkan ia mengaku harus menggadaikan surat akta rumah demi bisa menyekolahkan anaknya. “Dampak domino ini sangats aya rasakan, karena mayoritas wasit Indonesia itu kerjaannya hanya satu pintu (sebagai wasit),” bukanya.

“Bahkan ada istri dari wasit harus jadi tukang cuci karena tidak ada pendapatan yang bisa diandalkan. Saya pun jujur saja, sampai harus menggadaikan surat rumah saya demi anak saya bisa melanjutkan sekolah,” curhatnya.

Komnas HAM pun sudah menerima laporan dari pihak yang merasa dirugikan oleh pembekuan PSSI, dan akan merumuskannya untuk kemudian ditindaklanjuti. 


Source: 7upAsia