7upasia.net

berita7up.com – Jerman dan Inggris memang bukan negara yang terhitung akur di Eropa. Saat Perang Dunia I yang berlangsung pada periode 1914 sampai 1918 dan juga Perang Dunia II yang berlangsung pada periode 1939 sampai 1945, Jerman dan Inggris selalu berada dalam pihak yang saling berlawanan dan memusuhi. Apalagi saat Perang Dunia II, permusuhan itu terlihat sangat kentara dengan Jerman yang dipimpin oleh Der Fuhrer Adolf Hitler dan Inggris yang dipimpin oleh Perdana Menteri Winston Churchill dengan slogannya yang terkenal keep calm and carry on. Tak heran bahwa Jerman dan Inggris sedikit memiliki perselisihan di bidang politik.

Bukan hanya di bidang politik saja, di dunia sepakbola pun, Inggris dan Jerman saling berselisih. Diawali dengan peristiwa di Piala Dunia 1966 Inggris, saat ketika gol aneh Geoff Hurst berhasil membawa Inggris menjadi juara dunia di tanah sendiri mengalahkan Jerman (saat itu masih bernama Jerman Barat) yang dikenang oleh warga Jerman sebagai Wembley-tor (gol Wembley). Lalu gol Lampard yang dianulir saat Piala Dunia 2010 pada pertandingan Jerman melawan Inggris yang membuat Inggris harus takluk atas Jerman. Hal itu makin menambah runcing persaingan antara Jerman dan Inggris.

Tapi, tampaknya tadi malam Inggris harus berterima kasih kepada Jerman. Klub asal Jerman, Bayern Muenchen, sukses mengandaskan perlawanan klub asal Italia, Juventus, dengan skor 4-2. Dengan hasil ini Muenchen berhasil melaju ke babak 8 besar Liga Champions Eropa dengan agregat total 6-4, menyusul klub besar lain macam Real Madrid, Paris Saint-Germain, Barcelona, dan Manchester City.

Lalu, mengapa Inggris harus berterima kasih kepada Jerman? Dengan kemenangan Muenchen atas Juventus ini, maka jatah Liga Champions Eropa musim depan bagi Inggris masih aman. Inggris masih bisa mengirimkan tiga wakilnya secara langsung, dan satu wakilnya melalui babak play-off untuk Liga Champions Eropa musim 2016-2017. Dengan tersingkirnya Juve dan AS Roma, maka otomatis tidak ada klub Italia yang melaju lebih jauh di Liga Champions Eropa ini. Sedangkan Inggris masih memiliki satu wakilnya, yaitu Manchester City, yang untuk pertama kalinya lolos ke babak 8 besar dalam keikutsertaan mereka di Liga Champions Eropa.

Nilai koefisien sebuah negara di Liga Champions Eropa dihitung berdasarkan prestasi dari klub asal negara tersebut selama lima musim terakhir di Eropa. Koefisien itu didapat berdasarkan penghitungan poin setiap klub jika meraih kemenangan di kompetisi Eropa ataupun melaju ke babak selanjutnya di kompetisi Eropa. Semakin jauh sebuah klub melaju dalam kompetisi Eropa, maka semakin besar nilai koefisien yang akan mereka raih.

Dengan tidak adanya klub Italia yang lolos ke babak selanjutnya di Liga Champions musim ini (di Europa League ada Lazio yang masih bertempur di babak 16 besar, namun nilai koefisien yang akan didapat jauh lebih kecil), maka kesempatan untuk menambah nilai koefisien pun sudah pupus. Sedangkan Inggris, di ajang Liga Champions Eropa mereka masih memiliki Manchester City yang dapat menambah nilai koefisien Inggris di Eropa, belum lagi ditambah dengan Tottenham Hotspurs, Liverpool, dan Manchester United yang masih berkompetisi di Europa League, meskipun Manchester United dan Liverpool saling mengalahkan di babak 16 besar.

Intinya, kesempatan Inggris untuk tetap meloloskan empat wakilnya ke Liga Champions Eropa (tiga lolos langsung dan satu melalui fase play-off) tetap terbuka lebar, dan salah satu faktornya adalah kekalahan Juventus atas Bayern Muenchen. Saatnya, Inggris harus mengucapkan danke schoen kepada Jerman, mungkin untuk kali ini saja.


Source: 7upAsia