7upasia.net

berita7up.com – Dualisme kompetisi sepak bola Indonesia pada 2012 terancam kembali. Pemerintah melalui Tim Transisi berencana menggelar kompetisi pada Agustus mendatang. Sedangkan klub-klub profesional Indonesia akan mengikuti Indonesia Super Championship (ISC). Bahkan kick-off ISC ditetapkan pada April kelak.

Di kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (11/3/2016), Tim Transisi mengumumkan kompetisi akan dinamai Liga Tim Transisi. Pesertanya, klub nasional lintas divisi.

Tapi ada syaratnya. Pertama, memenuhi lima aspek sesuai UU Republik Indonesia. Kedua, memenuhi lima aspek lisensi klub profesional FIFA dan AFC. “Semua syarat itu harus dipenuhi dalam tiga bulan, jika kesulitan kami asistensi,” kata Cheppy T Wartono, anggota tim transisi, dalam jumpa pers

Lima aspek sesuai UU adalah ada akta pendirian PT klub, NPWP, jaminan kesehatan pemain, izin kerja pemain asing dari pihak imigrasi, dan bukti laporan (pembayaran) pajak. Adapun aspek lisensi klub profesional AFC/FIFA nyaris tak berbeda; yakni legal, infrastruktur, olahraga, manajerial, dan finansial.

Satu syarat lain, seperti diberitakan Berita Satu, klub harus punya kontrak minimal tiga tahun dengan pemilik stadion. Artinya, klub dilarang berpindah markas. “Tidak seperti dulu. Misalnya, namanya Persitara tetapi mainnya di Bekasi,” ujar Cheppy.

Pendaftaran untuk kompetisi ini dibuka sejak saat ini sampai April nanti. Cheppy mengatakan, kompetisi hanya punya satu kasta pada musim pertama. Mereka dibagi dua wilayah, barat dan timur.

Dua kasta rencananya mulai diberlakukan pada musim depan. Di kasta atas akan ada 14-16 klub. Sedangkan kasta bawah tergantung pada jumlah klub. Penentuan kasta akan tergantung pada pencapaian klub di klasemen musim 2016-17.

Khusus untuk klub-klub kasta atas akan mendapat fasilitas kerja sama dengan akademi sepak bola luar negeri dan punya penyandang dana dengan sistem bapak angkat. Penyandang dana bisa dari BUMN atau perusahaan swasta.

Lalu siapa operatornya? Tim Transisi membuka pendaftaran kepada perusahaan manapun. Tetapi Tim Transisi juga siap jika dipercaya mengurus kompetisi tersebut.

Dalam pertemuan di kantor Kemenpora sebelum jumpa pers, Tim Transisi mengumpulkan 40 klub. Tapi hanya Semen Padang yang hadir dari kelompok Liga Super Indonesia (ISL). Klub ISL lainnya juga diundang. Tapi PSSI melarang mereka hadir dan mengancam dengan sanksi (TopSkor, Kamis 10/3).

Klub-klub ISL di sisi lain sedang bersiap mengikuti ISC. Kompetisi penuh ini akan diikuti total 77 klub –18 klub masuk ke divisi ISC A dan 59 klub bergabung di divisi ISC B.

ISC A berisi klub-klub ISL 2015. Sedangkan ISC B adalah kandang klub-klub Divisi Utama 2015. Bila ISC A akan menggunakan sistem kompetisi penuh, ISC B akan menggunakan format turnamen dengan delapan grup penyisihan, kemudian 16 Besar, dan seterusnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kompetisi ini tidak melibatkan PSSI kendati para pesertanya adalah anggota PSSI. Adapun operatornya adalah PT Gelora Trisula Semesta (GTS) yang dibentuk oleh 18 klub ISL.

Nama pun sedikit berubah. Bila terdahulu disebut Indonesia Super Competition, sekarang bernama Indonesia Super Championship. Joko Driyono, Direktur Utama GTS yang sebelumnya adalah CEO PT Liga Indonesia –operator ISL, mengatakan perubahan nama itu; “…memberi spirit baru kepada kompetisi yang kita buat.”

Ada beberapa perbedaan aturan main dibanding ISL. Pertama, total nilai kontrak pemain dibatasi (budgeting cap) antara Rp5 miliar hingga Rp10 miliar. Kedua, nilai kontrak pemain harus dipublikasikan secara daring (online).

Selain itu, klub harus punya auditor eksternal. Bagaimana bila klub punya anggaran lebih dari Rp10 miliar?

GTS memberlakukan sistem marquee player seperti halnya di kompetisi Amerika Serikat, Major League Soccer (MLS). Jumlah marquee player maksimal tiga orang dan harus bisa memberi dampak komersial pada tim. “Tiga pemain itu tidak termasuk dalam batas anggaran Rp10 miliar tadi,” kata Joko dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (10/3).

Dualisme kompetisi

Aroma persaingan tak bisa dihindari setelah Tim Transisi mengumumkan rencana kompetisi. Maklum, pengumuman masing-masing kompetisi hanya berselang satu hari.

Situasi ini mengingatkan dualisme kompetisi nasional pada 2011-2012. Namun ketika itu, konflik melibatkan PSSI dan KPSI –organisasi yang berisi kepengurusan PSSI terdahulu.

Masing-masing kubu memiliki kompetisi. PSSI menggulirkan Liga Primer Indonesia (IPL) sebagai pengganti ISL mulai 15 Oktober 2011. Sedangkan ISL yang dijalankan KPSI bergulir pada 1 Desember 2011.

Pertikaian PSSI dan KPSI disebabkan oleh keinginan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin untuk menggelar ISL dengan 24 klub. Wacana itu dikeluarkan pada September 2011. Wacana ini ditentang La Nyalla Matalitti yang saat itu masih berstatus anggota Komite Eksekutif PSSI. La Nyalla pada kemudian waktu menjadi Wakil Ketua KPSI.

Media mengatakan kompetisi Tim Transisi adalah tandingan ISC. Tetapi Cheppy membantahnya, sekaligus menepis sebutan dualisme kompetisi.

“Tidak ada dualisme kompetisi, satu-satunya kompetisi sepak bola Indonesia mendatang adalah kami. ISC tidak ada promosi atau degradasi, kami tidak begitu,” kata Cheppy


Source: 7upAsia