7upasia.net

Punya kekuatan uang besar dan sejarah tak menjamin sebuah klub akan sukses. Buktinya ada lima klub besar yang gagal total di liga masing-masing. Memasuki April dan Mei, beberapa pendukung mulai kehilangan harapan. Selain gagal di Liga Champions, tim kesayangannya juga melempem pada kompetisi domestik.

Tentu, hal ini sebenarnya kontras dengan kekuatan uang, serta performa dalam musim-musim sebelumnya. Padahal, di awal musim mereka merupakan kandidat utama dalam perebutan gelar.

Lantas, siapa saja klub yang gagal total itu?

5. Manchester City (Liga Inggris)

Dana 174 juta pounds telah diinvestasikan Manchester City di bursa transfer 2016. Skuat tersebut melewati perombakan besar untuk memberi Pep Guardiola kesempatan terbaik berkompetisi di Liga Inggris.

Pemain yang datang pun tak main-main. Mereka adalah John Stones (£ 47.5m), Leroy Sane (£ 37m), Ilkay Gundogan (£ 20m), Claudio Bravo (£ 15,4m) dan Nolito ( £ 13,8 m). Gabriel Jesus (27 juta poundsterling) juga tiba di bulan Januari untuk meningkatkan pilihan serangan mereka.

Sebenarnya, Guardiola memulai dengan baik dengan memenangkan enam pertandingan pertama dan bertahan selama 10 pekan di puncak. Namun, kemudian musim mereka mulai runtuh.

Bravo bahkan bukan kiper yang layak dibandingkan dengan Joe Hart yang telah dibuang. Sergio Aguero harus berjuang keras untuk mendapatkan tempat utama bersama Guardiola sampai akhirnya Gabriel Jesus mengalami cedera.

Guardiola sendiri dikejutkan dengan gaya bermain di Inggris. Gaya pressing yang tinggi sulit diterapkannya. “Bola lebih banyak di udara daripada rumput,” ungkap Guardiola.

4. Paris Saint-Germain (Ligue 1)

Setiap klub di Eropa akan senang bisa memenangkan dua gelar domestik, dan masih dalam peluang dalam perburuan gelar. Penggemar Paris Saint-Germain telah melihat semuanya. Tidak ada tim lain di Prancis yang mendekati gelar juara selain PSG.

Namun, musim ini telah jadi mimpi buruk. AS Monaco, yang pernah menjadi pemasok pemain mereka malah bisa melejit. Klub itu kini ada di puncak klasemen dengan satu pertandingan lagi jadi juara.

Kepergian Zlatan Ibrahimovic memiliki efek. Meskipun masih ada Edinson Cavani mereka nyatanya tak berkutik di tangan Barcelona pada perempat final Liga Champions.

Setelah menandatangani Julian Draxler, Grzegorz Krychowiak, Goncalo Guedes dan Jese (semuanya punya harga berkisar antara € 25m sampai € 40m), mereka memiliki skuat yang lengkap untuk berjaya di Eropa. Sayangnya, hal itu tidak pernah terjadi.

3. Bayer Leverkusen (Bundesliga)

Ketika musim 2016-17 berlangsung, Bayer Leverkusen berada di Liga Champions setelah menyelesaikan musim di urutan ketiga musim lalu. Sebenarnya, itulah satu-satunya kompetisi di mana mereka terkesan di babak penyisihan grup sebelum takluk di babak 16 Besar dari Atletico Madrid.

Di Bundesliga, mereka tidak pernah berhasil memenangkan lebih dari dua pertandingan berturut-turut musim ini. Mereka hanya memenangi 10 pertandingan dan kalah 15 kali. Dengan dua pertandingan lagi, Leverkusen tertinggal tiga poin karena harus bermain playoff melawan degradasi.

Mereka memiliki banyak masalah. Javier ‘Chicharito’ Hernandez telah kehilangannya bentuk permainannya karena berbagai cedera. Dia hanya mencetak 10 gol musim ini dibanding 17 musim lalu. Namun, 10 gol juga merupakan yang tertinggi di skuat mereka.

Sebenarnya, Leverkusen adalah klub yang secara teratur lolos ke Liga Champions. Sekarang mereka hanya berharap dapat bertahan di Bundesliga.

2. Inter Milan (Serie A)

Lewatlah sudah hari-hari dominasi Inter Milan di Italia dan Eropa sejak memori indah 2010 lalu. Klub tersebut kini menjadi hanya jadi penggembira di Serie A.

Meski melakukan investasi besar di skuat musim ini, Inter kini berada di posisi ketujuh dengan tiga laga tersisa. Bermain di Liga Champions adalah mimpi yang jauh bagi mereka. Sebanyak 21 poin di bawah tempat ketiga yang diisi Napoli, jelas tidak ada dalam rencana mereka.

Pengeluaran terbesar membuat mereka menghabiskan dana untuk Joao Mario (€ 40m), Gabriel Barbosa (€ 30m) dan Antonio Candreva (€ 22m). Stevan Jovetic (€ 13.5m) juga tiba musim panas lalu, namun dipinjamkan ke Sevilla pada Januari kemarin.

Frank de Boer, yang telah memenangkan empat gelar Eredivisie bersama Ajax, juga ditunjuk sebagai manajer, namun bertahan hanya sampai Oktober, saat Inter duduk di peringkat ke-12.

Stefano Pioli mengambil alih dan sempat membawa mereka ke posisi keempat. Tapi menjalankan tujuh laga tanpa kemenangan, termasuk lima di antaranya kalah, membuatnya dipecat pada Selasa (9/5) kemarin.

Mauro Icardi dan Ivan Perisic sebenarnya tampil hebat dengan masing-masing 24 gol dan 10 gol. Namun, jika mereka tidak melihat adanya perubahan dalam ambisi klub, keduanya bisa cabut.

1. Leicester City (Liga Inggris)

Betapa cepat dongeng bisa berubah menjadi mimpi buruk. Setelah berhasil mengangkat gelar Premier League musim lalu, banyak yang mengharapkan Leicester City setidaknya bersaing untuk meraih tempat di Liga Champions musim ini.

Namun kenyataan malah berbanding terbalik. The Foxes hampir tidak bermain seperti layaknya tim juara. Claudio Ranieri tampaknya telah kehilangan sentuhan magis saat pemain seperti Jamie Vardy dan Riyad Mahrez melempem jauh dibanding musim lalu.

Tentu saja, penjualan N’Golo Kante ke Chelsea memengaruhi struktur tim. Tapi kehilangan satu pemain tidak memecah seluruh tim. Pemecatan Ranieri tampak tak terelakkan dan klub tersebut berhasil mengubah nasib di bawah Craig Shakespeare.

Sisi positifnya, mereka tampil dalam Liga Champions dengan cukup gemilang lantaran tak ada tim Inggris yang mencapai perempat final dalam musim pertama di Eropa. Banyak mengatakan bahwa musim lalu adalah masa lalu, kini Leicester kembali ke habitatnya.


Source: Berit7